Kunjungan Dubes Belarus ke Surabaya Disambut Antusias
utomodeck.com – Duta Besar Republik Belarus untuk Indonesia, H.E. Valery Kolesnik melakukan kunjungan kerja ke Surabaya dan Gresik selama dua hari pada Senin dan Selasa, 12 dan 13 Agustus 2019. Selama kunjungannya, Valery didampingi Konsul Kehormatan Republik Belarus di Surabaya, Darmawan Utomo.
Darmawan Utomo juga dikenal sebagai perintis dan pemilik kelompok usaha Utomodeck Group, peraih rekor Guinness World Record sebagai produsen atap tanpa sambungan terpanjang di dunia, yang juga memproduksi berbagai jenis atap metal tanpa sambungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Pada hari pertama, Valery bersama Darmawan Utomo menyempatkan diri berkunjung ke redaksi Jawa Pos. Kemudian melakukan jumpa pers di Kantor Konsul Kehormatan Belarus di Jl. Basuki Rahmat Nomor 149 Surabaya. Juga ditandai pemotongan nasi tumpeng berkaitan dengan kerja sama Belarus-Indonesia dan hubungan antar dua bangsa dalam rangka 100 tahun Belarus Diplomatic Service,
Rombongan Valery kemudian melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa di Gedung Negara Grahadi. Gubernur Khofifah didampingi sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Seusai bertemu Gubernur Khofifah, Valery dan rombongan melakukan pertemuan dengan para pengusaha yang tergabung dalam Kadin Jawa Timur.
Pada malam hari berlangsung pemberian penghargaan kepada Darmawan Utomo. Dalam acara yang berlangsung di sebuah hotel di Surabaya, Valery menyematkan medali di dada diri Darmawan Utomo. Penghargaan itu atas persetujuan Menteri Luar Negeri Belarus, Vladimir Makei. Penghargaan itu merupakan wujud pengakuan terhadap peran Darmawan Utomo dalam pengembangan kerja sama Belarus-Indonesia dan hubungan antar dua bangsa dalam rangka 100 tahun Belarus Diplomatic Service. “Penghargaan bukan hanya diberikan kepada orang Belarus. Tapi juga dari negara lain yang dinilai banyak kontribusinya terhadap hubungan dengan Belarus. Pak Darmawan Utomo adalah orang pertama di luar Belarus yang mendapatkan penghargaan,” kata Valery.
Keesokan hari, Selasa, 13 Agustus 2019, acara diawali pertemuan dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Pertemuan berlangsung singkat karena Risma memiliki agenda untuk ke Jakarta. Namun dalam peremuan yang singkat itu Valery menawarkan sejumlah peluang yang bisa dijajaki kerjasamanya. Termasuk mengatasi masalah transportasi massal, karena Risma mengatakan Pemerintah Kota Surabaya fokus pada sektor industri dan jasa. Belarus adalah negara produsen Electric Bus yang bisa dimanfaatkan untuk transportasi masal. Namun Risma tidak bisa memberikan keputusan karena masa jabatan tersisa tak sampai dua tahun. “Saya tidak bisa mengambil keputusan yang bersifat strategis. Mungkin bisa dibicarakan dengan pemerintah pusat atau Walikota Surabaya yang baru,” kata Risma.
Usai bertemu Risma, Valery dan rombongan menuju kawasan industri di Kabupaten Gresik. Valery mengunjungi pabrik yang memproduksi berbagai peralatan kendaraan bermotor. Belarus berkepentingan menjalin kerjasama dengan industri otomotif yang lebih kompetitif dengan negara lain, seperti Cina. Valery mengakui produksi komponen otomotif dan kendaraan asal Indonesia sangat berkualitas dibandingkan negara lain sehingga berencana memperbesar impor produk tersebut. Termasuk dari Jawa Timur.
Dari Gresik, perjalanan dilanjutkan dengan mengjungi dua perguruan tinggi besar di Surabaya, yakni Universitas Airlangga dan Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Pertemuan dengan Gubernur Khofifah berlangsung hangat dan akrab, yang juga ditandai dengan saling memberikan tanda mata. Seperti yang diuraikan Valery dalam jumpa pers dengan wartawan, kepada Gubernur Khofifah, Valery membuka pintu bagi Pemerintah Jawa Timur serta para pengusaha di Jawa Timur untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dalam berbagai bidang. Valery menguraikan berbagai potensi Belarus yang bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha di Jawa Timur.
Valery mengatakan kedatangannya di Jawa Timur ingin memperluas kerjasama antara Belarus dengan Indonesia. Tak terkecuali Jawa Timur. “Jawa Timur berpotensi besar di bidang ekonomi dan perdagangan. Kita sedang ingin membangun kerjasama baru dibidang lain. Karena sejauh ini kami sudah memiliki sejumlah kerjasama dengan universitas dan beberapa kota,” katanya.
Menurut Valery, meski jarak Jawa Timur dengan Belarus ribuan kilometer, namun ia yakin tak akan menghalangi kerjasama yang bisa dilakukan kedua belah pihak. Terutama dengan adanya kebijakan bebas visa selama 30 hari bagi warga Indonesia yang datang ke Belarus.
Valery mengatakan pasar Belarus cukup potensial, khususnya untuk produk perikanan dan pertanian. Gubernur Khofifah menyambut dengan antusias. Produksi pertanian dan holtikultura Jawa Timur sangat banyak. Termasuk kopi. Sektor perikanan juga sangat potensial. Di antaranya ikan tuna dengan sentra produksi di kawasan Sendang Biru di Kabupaten Malang Bagian Selatan.
Gubernur Khofifah mengatakan potensi perikanan Jawa Timur bisa diekspor ke Belarus, karena negara tersebut secara geografis tidak memiliki wilayah laut. “Jawa Timur bisa menyuplai kebutuhan hasil laut ke Belarus sehingga ini menjadi peluang yang menjanjikan,” kata Gubernur Khofifah.
Khofifah bahkan memberikan kesempatan kepada Belarus melakukan pengolahan ikan tuna dari Sendang Biru. Pengolahan bisa dilakukan di areal Surabaya Industial Estate Rungkut (SIER) yang aksesnya dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak. Menurut Khofifah, Jawa Timur telah memiliki industri pengolahan hasil laut yang cukup advance. Salah satunya berada di Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Di kawasan SIER masih tersedia beberapa area yang siap untuk digunakan industri pengolahan termasuk olahan ikan. “Kalau Belarus mau berinvestasi dalam waktu dekat bisa ke SIER,” ujarnya.
Gubernur Khofifah juga menguraikan potensi wisata Jawa Timur yang bisa dikunjungi warga Belarus. Antara lain Kawah Ijen dengan keindahan Blue Fire. Khofifah sampai merasa perlu memperlihatkan video Blue Fire yang membuat kagum Valery. Selain Kawah Ijen, masih banyak destinasi wisata di Jawa Timur. Antara lain Gunung Bromo dengan dengan lautan pasirnya yang terhampar luas.
Vallery dan Khofifah juga sama-sama memunculkan ide melakukan kerja sama melalui pola Sister City atau Sister Province. Hal itu disambut baik oleh Khofifah karena Jawa Timur merupakan provinsi industri. Valery pun menyatakan potensi industri Belarus berpeluang dikerjasamakan. Dan berulangkali Valery menyebut Jawa Timur sebagai provinsi yang besar potensinya. Itu sebabnya Pemerintah Belarus memutuskan untuk membuka Kantor Konsulatnya di Surabaya dan memilih Darmawan Utomo sebagai Konsul Kehormatan Republik Belarus yang pertama di Indonesia.
Belarus, kata Vallery, memiliki kekuatan di bidang industri mesin. Juga memproduksi berbagai jenis kendaraan pribadi maupun kendaraan untuk sektor pertanian dan pertambangan. Belarus mampu memproduksi Dump Truck dengan kapasitas 50 ton hingga 400 ton.
Seperti gayung bersambut. Gubernur Khoofifah mengemukakan program transportasi yang terintegrasi yang menghubungkan beberapa kota yang menjadi sentra industri, seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya dan Lamongan, yang disingkat Gerbangkertosusila. Infrastruktur jalan, seperti Ring Road dipercepat pembangunannya, yang memudahkan akses dengan Pelabuhan Tanjung Perak yang telah dikembangkan dengan Pelabuhan di Teluk Lamong.
Valery menyatakan Pemerintah Belarus siap melakukan pembahasan dengan para ahli dari Jawa Timur berkaitan dengan moda transpotrasi yang terintegrasi. Salah satunya adalah Electric Bus yang merupakan salah satu produksi andalan Belarus.
Saat bertemu para pengusaha yang tergabung dalam Kadin Jawa Timur, Valery juga mengemukan berbagai potensi yang dimiliki Belarus yang bisa dimanfaatkan dalam kerjasama dengan para pengusaha di Jawa Timur. Bahkan Valery mengundang para pengusaha Jawa Timur untuk hadir bersama pengusaha dari daerah lainnya di Indonesia dalam forum bisnis, yang akan digelar pada musim gugur September mendatang di Belarus. Forum Bisnis tersebut untuk menggali potensi pengembangan kerja sama perdagangan maupun berbagai bidang lainnya. Sebaliknya Belarus juga akan berpartisipasi dalam pameran pertambangan di Indonesia.
Valery mengungkapkan, nilai perdagangan Belarus-Indonesia pada tahun lalu mencapai US$257 juta. Naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya US$20 juta. Dari nilai perdagangan tersebut, sebanyak US$30 juta merupakan impor Belarus dari Indonesia, dan US$227 juta merupakan ekspor Belarus ke Indonesia. Barang yang dipasok dari Belarus ke Indonesia di antaranya seperti pupuk, potasium, dump truk berkapasitas 50 ton – 450 ton (dump truk dengan kapasitas terbesar yang belum bisa diproduksi negara lainnya), alat pertanian, olahan minyak dan mesin. “60 jenis produk yang dikespor Belarusia ke berbagai negara,” tutur Valery.
Sedangkan produk Indonesia yang masuk ke Belarus di antaranya seperti komoditas karet, kopi, kakao, komponen otomotif dan fiber optik. “Pada semester I/2019 ini, nilai perdagangan kita dengan Indonesia sudah tercapai US$116 juta. Sampai akhir tahun ini kami ingin nilai perdagangan bisa melebihi data tahun lalu,” ujar Valery.
Menurut Valery, kerja sama perdagangan selama ini memang belum besar. Maka perlu terus memperkuat hubungan diplomatik dan bisnis antara Belarus dan Indonesia, termasuk Jawa Timur. Pasar Belarus cukup potensial untuk dimanfaatkan oleh para pengusaha Jawa Timur. Termasuk produk perikanan dan pertanian.
Pada tahun 2018, impor Belarus untuk produk perikanan dari berbagai negara di dunia mencapai US$ 361,6 juta, dengan perincian impor ikan segar mencapai US$ 99,6 juta, ikan beku US$ 158,6 juta, filet ikan sebesar US$ 68,3 juta dan ikan kering, ikan asap dan ikan asin sebesar US$ 15,4 juta. Sementara impor dari Indonesia hanya sebesar US$ 3,1 juta atau sekitar 20 persen dari total ekspor ikan kering. “Pasarnya masih sangat besar. Untuk itu kami persilahkan kepada pengusaha Jawa Timur mendata produk apa saja yang bisa diekspor ke Belarus,” kata Valery.
Selain produk perikanan, produk yang potensial diekspor ke Belarus adalah produk pertanian, seperti buah, kopi dan teh. Impor buah Belarus dari berbagai negara mencapai US$ 668,7 juta, impor kopi dan teh mencapai US$ 84,6 juta. Sedangkan ekspor Jatim ke Belarus untuk komoditas pertanian ini masih sangat kecil.
Pada kesempatan tersebut, Valery juga menawarkan berbagai produk unggulan Belarus yang bisa dipasarkan di Jawa Timur. Di antaranya Dump Truk untuk pertambangan, berbagai jenis alat berat dan pupuk kalium.
Tawaran yang dikemukakan Valery disambut antusias oleh para pengusaha yang tergabung dalam Kadin yang hadir dalam pertemuan itu. Wakil Ketua Umum Bidang Agribisnis Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto menyatakan cukup tertarik dengan tawaran tersebut. Karena potensi perikanan dan pertanian Jawa Timur sangat besar. “Ini adalah peluang bagi pengusaha Jatim untuk bisa mengembangkan pasar ekspor, khususnya produk perikanan dan pertanian. Harapan kami, ini bisa segera direalisasikan sehingga kinerja ekspor Jatim ke Belarus bisa semakin membaik.” Dump Truck produksi Belarus juga dipuji dan diyakini akan banyak peminatnya.
Dari sisi luas wilayah maupun jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa, Belarus tergolong negara kecil. Namun Belarus menjadi pintu masuk ke negara-negara CIS (Commonwealth of Independent States) yang terdiri dari Armenia, Azebaijan, Belarus, Kazakhstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan. Juga pintu masuk ke negara-negara Eurasian Economic Union dengan jumlah penduduk mencapai 183 juta.
Menurut data yang dihimpun penulis, saat ini setidaknya sudah tujuh perusahaan asal Indonesia yang berskala menengah ke atas yang memasarkan produknya di Belarus. Di antaranya PT. Artha Graha, PT. Kapal Api Global, PT. Multi Strada Arah Sarana, PT. Anugrah Bersama, PT. Dua Kelinci, PT. Roda Mas, Global MICE.
Adapun pada pertemuan dengan Unair dan ITS, Belarus menawarkan kerjasama yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Belarus memiliki Belarusian State University serta 16 perguruan tinggi lainnya. “Kami punya sekolah terkenal, dengan pendidikan unggulan matematika, teknologi infornasi, agrobisnis dan bidang medis,” kata Valery.
Pihak Unair maupun ITS juga antusias menyambut ajakan kerjasama. Kolaborasi perguruan tinggi di Belarusia dengan Unair maupun ITS bisa dilakukan dalam bentuk pertukaran tenaga dosen, juga bea siswa untuk scholarship untuk program doktoral.
Tragedi reaktor nuklir Chernobyl pada 26 April 1986 memacu para ahli di Rusia, termasuk Belarus, memperdalam ilmu di bidang kesehatan. Belarus pun dikenal sebagai negara yang memiliki teknologi yang tinggi di bidang pelayanan medis. Termasuk kanker.
Dengan ITS bahkan telah terjalin kersama dengan Brest State Technical Univesity pada Maret 2013. Kersjasama juga sudah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Antara lain antara Minsk State Linguistic University dengan Univesitas Indonesia pada April 2016. Juga antara Belarusian State Agricultural Academy dengan Univesitas Pertanian Bogor pada Juli 2014. Kerjasama antara Belarusian State University dengan Universitas Yarsi berlangsung pada Juli 2010.
Belarus menawarkan bea siswa bagi warga negara Indonesia untuk periode 2019 – 2020 untuk memperdalam Bahasa Rusia. Bagi mereka yang bersatus S1 untuk menjadikan bahasa Rusia sebagai bahasa asing dengan dukungan teknis proses produksi pertanian. Bagi yang berstatus Diploma D3 memperkuat bahasa Inggris untuk bidang permesinan dan teknologi untuk memproses material bertekanan.
Leave a Reply