Atap Utomodeck Menjadi Mahkota Proyek-proyek Prestisius
Utomodeck.com – “Perhatian, sesaat lagi Anda akan segera tiba di Terminal 2. Mohon mempersiapkan diri dan memeriksa kembali barang bawaan Anda, Terima kasih.” Lalu diucapkan dalam bahasa Inggris.
Begitu terdengar suara seorang wanita memberikan informasi kepada puluhan orang yang berada dalam Trainset Skytrain. Tampak dari kaca masinis sebuah bangunan dengan arsitektur yang unik. Berbentuk bundar, seperti drum. Berwarna abu-abu. Atapnya yang berwarna merah muda juga tampak menonjol estetikanya.
Bangunan yang tampak menawan itu adalah Stasiun Automated People Mover System (APMS) yang terdapat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Suara wanita itu terdengar lagi. “Perhatian. Pintu akan segera dibuka. Mohon tidak bersandar di pintu. Terima kasih.” Juga diuturkan dalam bahasa Inggris.
Satu persatu penumpang Skytrain yang berangkat dari Terminal 1 turun dengan tertib. Puluhan orang, dengan barang bawaannya, juga naik. Mereka menuju Terminal 3. “Perhatian. Pintu akan segera ditutup.” Suara wanita itu kembali terdengar, yang juga diucapkan dalam bahasa Inggris. Skytrain bergerak lagi menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, atau yang dikenal dengan Integrated Building.
Penumpang pesawat udara di Bandara Soekarno Hatta tidak lagi harus bingung untuk pindah dari terminal satu ke terminal lainnya di Bandara Soekarno Hatta. Mereka tidak perlu lagi berjalan kaki menempuh jarak yang jauh, atau berebut naik shuttle bus. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II, menyediakan fasilitas APMS berupa Skytrain yang dilengkapi stasiun pada setiap terminal.
Atap pada tiga stasiun APMS itu produksi dan pemasangannya dilakukan oleh PT Utomodeck Metal Works. PT Utomodeck menggunakan atap type U-672 untuk bangunan pelana, dan type Utomo Shingle Seam (USS untuk bagian tubular).
Atap type USS merupakan salah satu jenis atap yang oleh PT Utomodeck didesain untuk bangunan modern yang kian unik dan artistik bentuknya. Pemasangannya menggunakan sistem seaming. USS memiliki karakteristik profil satu lipatan.
Adapun atap type U-672 merupakan sa;ah satu jenis atap yang pemasangannya dengan sistem atap tanpa baut, yakni menggunakan sistem kuncian klik. Dapat diaplikasikan untuk bangunan dengan bentang sangat lebar dan sudut kemiringan yang kecil. Panjang atap ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat diproduksi tanpa sambungan.
Bagi PT Utomodeck, mendapat kepercayaan memproduksi dan memasang atap pada stasiun APMS di Bandara Soekarno Hatta merupakan kebanggaan. Fasilitas APMS tergolong proyek prestisius karena yang pertama di Indonesia. Selain itu, APMS yang diresmikan beroperasinya pada 17 September 2017 (saat itu dari Terminal 3 ke Terminal 2), terkoneksi dengan fasilitas Kereta Api Bandara.
Pengoperasian APMS Bandara Soekarno Hatta dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Sedangkan pengoperasian Kereta Api Bandara diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2018. Kereta Api Bandara merupakan moda angkutan bagi penumpang pesawat udara dari tengah Kota Jakarta ke Bandara Soekarno Hatta.
Kereta Api Bandara dan APMS merupakan satu kesatuan interkoneksi yang dilakukan pemerintah dalam menyediakan moda transportasi bagi masyarakat, sekaligus mengatasi kemacetan arus lalu lintas. Pemerintah saat ini tengah merampungkan proyek Light Rail Transit (LRT) serta Mass Rapis Transit (MRT) yang akan menghubungkan daerah-daerah di kawasan Jabodetabek. Semuanya juga tergolong proyek prestisius.
PT Utomodeck juga ikut serta memproduksi dan memasang atap yang menjadi mahkota pada lima stasiun LRT dan tiga stasiun MRT. Lima stasiun LRT masing-masing Stasiun Kelapa Gading Mall, Stasiun Kelapa Gading Boulevard, Stasiun Pulomas, Stasiun Pacuan Kuda, dan Stasiun Velodrome. Sedangkan tiga stasiun MRT terdiri dari Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Cipete Raya, dan Stasiun Fatmawati.
Leave a Reply