Diterjang Puting Beliung, Atap Utomodeck di Seluruh Stasiun LRT Palembang Tetap Kokoh
utomodeck.com – Puting beliung disertai curahan hujan melanda sejumlah daerah di Sumatera Selatan, Sabtu sore (27 Oktober 2018). Termasuk Kota Palembang. Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang, mencatat, kecepatan angin mencapai 27 knot atau dengan perkiraan 50 meter per jam serta curah hujan mencapai 11 milimeter.
Dalam peristiwa tersebut, sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Termasuk atap pada sejumlah venue dalam komplek Stadion Jakabaring atau Jakabaring Sport Center. Namun atap yang diproduksi dan dipasang oleh PT Utomodeck Metal Works pada seluruh Stasiun Light Rail Transit ( LRT) Palembang tetap kokoh.
Pada fasilitas LRT yang mengalami kerusakan hanya pada plafon di Stasiun DJKA OPI. “Itu bukan atap, tapi hanya plafon yang runtuh karena diterjang angin kencang disertai hujan deras. Bisa dikatakan itu badai dan menyebabkan plafon runtuh karena angin masuk dari ventilasi,” kata Kepala Proyek LRT Palembang dari PT Waskita Karya, Masudi Jauhari, Sabtu (27/10/2018), seperti ditulis detik.com.
Jalur LRT membentang sejauh 23,4 kilometer dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sampai Komplek Olahraga Jakabaring. Di sepanjang jalur terdapat 13 Stasiun LRT. Terdiri dari Stasiun Bandara, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Telkom, Stasiun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Dinas Perhubungan (Dishub), Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Jakabaring, dan Stasiun Mall OPI (juga disebut Stasiun DJKA).
Pada perhelatan Asian Games lalu, Kota Palembang menjadi penyelenggara, selain di Jakarta. Moda transportasi LRT berfungsi memperlancar arus perjalanan para atlet dan offcial. Usai Asian Games, LRT menjadi solusi mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Palembang.
Pembangunan LRT Palembang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Itu sebabnya PT Utomodeck menggunakan atap unggulannya. Teknik pemasangannya pun menjadikan atap Stasiun LRT tidak saja kokok, tapi juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Proses pemasangannya tidak mudah karena model stasiun seperti Pelana Kuda.
PT Utomodeck menggunakan teknologi Double Foofing. Bagian luar (Outer) adalah atap jenis U-575. Sedangkan bagian dalam (Inner) jenis UDS (Utomo Double Seam).
Jenis U-575 merupakan sistem atap dengan baut dengan lebar efektif 750 milimeter. Memiliki karakteristik overlap antar lembaran yang saling mengunci sehingga tidak menimbulkan celah. Terdapat rusuk penguat pada sambungan profilnya untuk sambungan yang lebih kaku. Memiliki alur sekrup pada bagian overlap agar proses penyekrupan tidak membuat profil penyok.
Terdapat lipatan ke atas pada kaki gelombang untuk sambungan antar lembaran yang lebih kokoh. Panjang profil dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat diproduksi tanpa sambungan.
Adapun jenis UDS adalah atap yang didesain untuk bangunan modern yang kini semakin unik dan artistik. Pemasangannya menggunakan teknik seaming. UDS memiliki karakteris profil dua lipatan.
Antara Outer dan Inner dilapisi insulasi, yakni perangkat pelapis yang berfungsi meminimalisir suhu panas maupun kebisingan. Terdiri dari Glasswool, Roofmesh, serta Aluminium Foil.
Proyek LRT Palembang yang merupakan LRT pertama yang beroperasi di Indonesia menjadi kebanggan Presiden Joko Widodo. Presiden yang disertai rombongan pejabat negara mencoba menaiki LRT Palembang pada Jumat, 13 Juli 2018. Presiden Jokowi yang disertai Ibu Negara, Iriana, naik dari Stasiun LRT Palembang Icon Mal menuju Kompleks Jakabaring Sport City.
Jokowi menyatakan kekagumannya terhadap hasil karya anak bangsa itu. “Rasanya sepanjang perjalanan tadi, lebih dari negara Eropa dan negara besar lainnya” katanya, seperti dikutip kompas.com.
Jokowi mengatakan, 95 persen pengerjaan LRT Palembang dilakukan anak bangsa. Seperti gerbong kereta hingga bahan bakunya berasal dari tanah air. “Hanya mesin saja dari Jerman, ke depan kita bikin sendiri hasil karya bangsa kita sendiri,” ujarnya.
Leave a Reply