PT. Utomodeck Selesaikan Pemasangan Atap Bandara Oecusse
Utomodeck.com – PT. Utomodeck Metal Works telah menyelesaikan pemasangan atap beserta asesorisnya di Bandara Internasional Oecusee, Timor Leste. Itu seiring dengan rampungnya seluruh proses pembangunan bandara tersebut sesuai target, yakni akhir 2018.
Rampungnya pengerjaan proyek bandara itu ditandai dengan penggunaan nama baru yang disematkan di bandara, yaitu Aeorporto Internacional De Oecusse Rota do Sandolo. Juga dilakukan serah terima pekerjaan kepada Zeesm Timor Leste . Total Pengerjaan yang dilakukan memakan waktu hampir tiga tahun dimulai dari 2015 hingga akhir 2018.
Bandara yang terletak di Pante Maccasar, Distric Oecusse ini memiliki landasan pacu dengan panjang 2,5 kilometer, yang merupakan landasan pacu berstandar internasional. Sebelumnya berupa rumput sepanjang 1,5 kilometer.
Bandara dilengkapi dengan tiga garbarata atau belalai sebagai fasilitas penumpang untuk memasuki pesawat terbang. Dari segi arsitektur Bandara Oecusse memiliki gaya yang lebih modern, dan diperindah dengan penggunaan atap berwarna hijau pupus yang diproduksi serta dipasang oleh PT. Utomodeck Metal Works.
Pemasangan atap menggunakan teknik Double Roofing. Bagian luar (Outer) dengan atap jenis UTOMOZIP. Ini merupakan salah satu atap unggulan PT. Utomodeck. Pemasangan atap ini tanpa menggunakan baut atau Boltless System tipe Standing Seam yang dapat diaplikasikan untuk desain lengkung dan mengerucut. Sistem atap ini dapat menjadi alternatif solusi dan desain bagi para arsitek dan perencana untuk mendesain mahkota bangunan masa kini yang modern, unik dan estetik. Menggunakan teknologi seaming pada overlap antar lembarannya. Tidak ada resiko kebocoran karena tidak ada pelubangan atap.
Adapun bagian dalam (Inner) menggunakan atap jenis U-960. Ini merupakan salah satu jenis atap dengan baut dengan lebar efektif 960 milimeter. Lebar efektif yang hampir mencapai satu meter membuat proses pemasangannya lebih cepat. Memiliki karakteristik overlap antar lembaran yang saling mengunci sehingga tidak menimbulkan celah terjadinya kebocoran.
Total luas atap Oecusse International Airport yang dikerjakan PT. Utomodeck 7.840 meter persegi. Antara Outer dan Inner dilengkapi insulasi, yakni perangkat pelapis yang berfungsi meminimalisir suhu panas maupun kebisingan, yakni berupa glasswool, roofmesh, aluminium foil. Selain atap, PT. Utomodeck juga memasang ceiling atau plafon pada bagian luar dengan luas 1.600 meter persegi.
Utomodeck Metal Works menerapkan metode Roll on Site. yakni proses penyiapan dan pembentukan gelombang atap dilakukan di lokasi proyek. Perangkat mesin produksi yang dibutuhkan diboyong ke Oecusse. Atap yang dipasang tanpa sambungan.
Pembangunan Bandara Internasional Oecusse merupakan bentuk tanggungjawab dari pemerintah Timor Leste dalam membangun dan mengembangkan kawasan Oecusse agar lebih sejahtera. Setelah selesai pembangunan Bandara Oecusse, pemerintah Timor Leste akan membangun berbagai infrastruktur penunjang di sekitar bandara.
Oecusse merupakan salah satu dari 12 distrik yang ada di Timor Leste Dalam perencanaan pembangunannya akan dijadikan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang penting bagi Negara Timor Leste, yakni sebagai Zona Ekonomi Khusus. Memiliki berbagai potensi, termasuk potensi wisata yang sudah dikenal secara luas secara internasional. Pemerintah Timor Leste membuka akses menuju Aoecusse, yang selama ini ini paling terisolir dibandingkan distrik lainnya.
Oecusse International Airport akan melengkapi fasilitas transportasi yang ada, yakni Pelabuhan Iwao Kitahara, sebagai penghubung lalu lintas masyarakat Timor Leste Bagian Barat dan Timor Leste Bagian Timur. Oecusse yang berjarak 281 kilometer dari Kota Dili itu tidak lagi menjadi daerah yang terisolir.
Oecusse yang merupakan wilayah seluas 815 kilometer persegi itu tergolong unik. Distrik ini berada di daerah kantong wilayah Indonesia sehingga dikenal sebagai wilayah enclave, yang juga merupakan salah satu wilayah enclave yang ada di dunia. Berbatasan langsung dengan tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu.
Keberadaan Oecusse juga memiliki nilai historis yang tak kalah menarik. Salah satu daerah di Oecusse, yakni Lifau, merupakan tempat pertama pendaratan dan pemukiman orang Portugis, yang kemudian menjadi warga mayoritas di Timor Leste. Itu sebabnya Oecusse dikecualikan dalam perjanjian pembagian wilayah kekuasaan Kononil Belanda di Pulau Timor pada 1916. Atas dasar itulah Pemerintah Timor Leste memberikan perhatian yang khusus terhadap pembangunan di Distrik Oecusse agar tidak tertinggal dibandingkan distrik lainnya. (j/in)
Leave a Reply