News

MRT Jakarta Mulai Uji Coba, Tiga Stasiun Gunakan Atap Utomodeck

Utomodeck.com – Moda transportasi Mass Rappid Transit (MRT) Jakarta mulai dilakukan ujicoba operasional. Dimulai Selasa, 12 Maret 2019, dan berlangsung setiap hari hingga 24 Maret 2019. Minat masyarakat untuk memanfaatkan masa ujicoba yang dilakukan secara gratis itu sangat tinggi. Hingga 12 Maret, sudah terdaftar 190.599 orang dari target 285.600 orang selama 12 hari ke depan. Demikian dijelaskan oleh Direktur Utama PT. MRT Jakarta, William Sabandar, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.

Selama masa uji coba, seluruh stasiun yang telah selesai dibangun untuk Fase I, yakni 13 stasiun, akan dibuka agar bisa dilihat oleh publik. Membentang sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Tujuh di antaranya stasiun layang. Terdiri dari Stasiun Lebak Bulus (lokasi depo), Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, dan Stasiun Blok M. Sedangkan enam stasiun lainnya berupa stasiun bawah tanah, yakni Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.

Dari enam stasiun layang, tiga di antaranya atapnya diproduksi dan pemasangannya dikerjakan oleh PT. Utomodeck Metal Works, yakni Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Cipete Raya dan Stasiun Fatmawati. Seluruh pekerjaan bisa dirampungkan sesuai target waktu yang ditentukan. Pekerjaan dimulai awal Februari 2018. PT. Utomodeck mengawali pekerjaan pada Stasiun Lebak Bulus. Kemudian disusul pada Stasiun Cipete Raya serta Stasiun Fatmawati. Utomodeck menggunakan salah satu jenis atap terbaiknya untuk tiga stasiun yang dikerjakannya, yakni U-650. Sistem pemasangan atap ini tanpa menggunakan baut sehingga tidak melukai atap sama sekali dan mampu mengurangi resiko kebocoran pada overlap. Teknologi seaming pada overlap antar lembarannya yang menjadi keunggulannya sehingga tidak memerlukan baut.

Tinggi gelombang 100 milimeter menjadikan atap U-650 sangat efektif diaplikasikan pada bangunan dengan derajat kemiringan atap kecil, sampai 2 derajat. Atap dengan gelombang yang tinggi dapat mengalirkan genangan air hujan dengan lebih efektif. Atap U-650 dapat diaplikasikan untuk bangunan dengan bentang sangat lebar. Panjang atap ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat diproduksi tanpa sambungan. Jarak gording pada sistem rangka dapat mencapai tiga meter, sehingga menghemat biaya konstruksi.

Pekerjaan yang dilakukan PT. Utomodeck pada tiga stasiun itu tidak hanya pemasangan atap beserta kelengkapannya, seperti talang. Tapi juga pemasangan ceiling atau plafon, cladding atau dinding. Masih pula dilengkapi insulasi, yakni material yang tidak saja berguna untuk efisiensi energi, tapi juga demi kenyamanan dari kebisingan. Utomodeck juga melakukan pemasangan perangkat peralatan Fall Protection System (FPS), yakni sistem pengaman bagi para pekerja yang bekerja pada posisi yang tinggi, termasuk di atas atap, agar tidak jatuh. FPS belum banyak dikenal di dunia konstruksi Indonesia. Tapi PT. Utomodeck sudah mengaplikasikannya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, serta Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

Pemasangan atap serta kelengkapannya juga dilakukan pada Platform Level dan Entrance (Pintu Masuk) 1, 2, 3, 4, dan 5 di Stasiun Lebak Bulus. Begitu juga pintu masuk 1, 2, 3, dan 4 di Stasiun Cipete Raya. Selain itu juga dikerjakan pemasangan atap pada bangunan Incinerator di Depo D21-D25. Fuel Feeder Tank, Pump Room, serta bangunan Automatic Car Washing.

Pada bangunan Stasiun Lebak Bulus, luas atap dan plafon masing-masing 4.174,30 meter persegi. Sedangkan atap dan insulasi pada Platform Level dan Entrance Stasiun Lebak Bulus masing-masing 2.140,51 meter persegi. Sedangkan pada bangunan Stasiun Cipete Raya luas atap dan plafon masing-masing 4.174,37 meter persegi. Untuk pintu masuknya luas atap serta insulasinya masing 524,49 meter persegi. Adapun bangunan Stasiun Fatmawati luas atap dan insulasi masing-masing 586,89 meter persegi.

Pembangunan konstruksi fase 1 MRT Jakarta dimulai pada 10 Oktober 2013. Ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Joko Widodo, yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta. PT. Utomodeck berbangga karena ikut terlibat dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini. Moda transportasi MRT merupakan bagian dari solusi mengatasi kemacetan arus lalu lintas di Jakarta, yang dalam rancangannya terkoneksi dengan moda transportasi lainnya, seperi Light Rail Transit (LRT), Trans Jakarta, hingga Kereta Api Bandara.

Pada proyek LRT, PT. Utomodeck juga mendapatkan kepercayaan memproduksi dan memasang atap pada lima stasiun LRT, yakni Stasiun Kelapa Gading Mall dengan luas atap 4.364 meter Light persegi, Stasiun Kelapa Gading Boulevard (5.073 m2), Stasiun Pulomas (4.020 m2), Stasiun Pacuan Kuda (2,198 m2), dan Stasiun Velodrome (4.829 m2). Keterlibatan PT. Utomodeck dalam proyek-proyek prestisius tersebut kian memperkukuh PT. Utomodeck dalam keikutsertaannya mengerjakan proyek-proyek infrastruktur nasional.(j/in)

Sumber data: PT. MRT Jakarta, PT Utomodeck Metal Works.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *