Utomodeck Kuasai Proyek Atap Baja Tanpa Sambungan
Jakarta – Inovasi teknologi pemasangan atap dalam proyek infrastruktur di Indonesia terus berkembang. PT Utomodeck Metal Works merupakan salah satu produsen atap yang ikut melakukan inovasi, dengan memproduksi atap baja lengkung tanpa sambungan.
Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1976 ini tercatat telah menggarap sejumlah proyek dari pemerintah. Salah satu yang paling anyar yaitu proyek pemasangan atap baja lengkung pada Skytrain Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten yang sudah diresmikan 17 September 2017 lalu.
“Kami memproduksi atap tanpa sambungan, hingga atap bentang panjang yang juga bisa dipasang melengkung,” kata Direktur Operasional dan Pemasaran, Anthony Utomo kepada Tempo di Stasiun Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu, 3 Januari 2017.
Menurut Anthony, kelebihan dari atap tanpa sambungan ini adalah mengurangi potensi kebocoran yang bisa muncul pada jenis atap biasa. Dalam sejumlah proyek, ujarnya, atap bahkan bisa dipasang panjang dan melengkung tajam tanpa rangka penopang. “Skytrain Bandara Soetta adalah salah satu atap yang dipasang paling melengkung,” ujarnya.
Salah satu proyek pemasangan atap yang dikerjakan PT Utomodeck adalah pada Proyek Coal Shelter Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rembang milik PT Perusahaan Listrik Negaradi Rembang, Jawa Tengah. Total atap tanpa sambungan yang dipasang mencapai 200,9 meter. Alhasil, PT Utomodeck pun memecahkan penghargaan rekor dunia, Guinness World Records pada 9 September 2013.
Selain pemasangan atap Skytrain Bandara Soetta dan PLTU Rembang, Anthony menyebut PT Utomodeck telah menggarap sejumlah proyek besar lainnya seperti pemasangan atap Terminal 2 Bandara Juanda; PLTU Pacitan, Jawa Timur; Gedung Mahkamah Konstitusi, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, hingga atap lengkung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Menurut Anthony, pasar penggunaan atap baja lengkung di Indonesia memang masih sangat besar, namun keberadaan produsen lokal yang mampu menggarap atap jenis ini masih sangat terbatas. Jika dibandingkan dengan seluruh proyek pemasangan atap baja lengkung di Indonesia, PT Utomodeck, ujarnya, menguasai sekitar 80 persen. “Sisanya adalah produsen dari luar negeri,” kata Anthony.
Meski menjadi pemain dominan, Anthony menyebut PT Utomodeck tidak berhenti sampai atap baja lengkung tanpa sambungan. Saat ini, PT Utomodeck juga menawarkan pemasangan atap solar, jenis atap yang langsung terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Menurut dia, produsen lokal memang harus terus beradaptasi dengan perubahan yang ada, agar teknologi yang dimiliki tidak ketinggalan dengan produsen luar negeri.
Sumber : tempo.co
Leave a Reply