News

PT Utomodeck Terus Dipercaya Berkontribusi Dalam Proyek Infrastruktur Nasional

Ilustrasi Stasiun MRT Lebak Bulus.

Ilustrasi Stasiun MRT Lebak Bulus.
Sumber : jakartamrt

PT Utomodeck Metal Works terus mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk ikut berkontribusi dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur nasional. Selain memproduksi dan melakukan pemasangan atap pada 13 stasiun Light Rail Transit (LRT) di Kota Palembang, Sumatera Selatan, juga dipercaya memproduksi dan melakukan pemasangan atap beserta kelengkapannya pada tiga stasiun Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) atau Moda Raya Terpadu atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta.

Proses pemasangan atap pada 13 stasiun LRT Palembang diharapkan rampung akhir Maret 2018. “Zona 5, Jakabaring siap. Uji coba itu antara akhir Maret atau awal April, karena kereta baru datang saat itu,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, sepert dilansir Antara, Senin (12/2/2018), yang dikutip CNN Indonesia.

Adapun di MRT Jakarta sudah dimulai pengerjaannya awal Pebruari 2018. PT Utomodeck memulai pekerjaan dengan melakukan pemasangan atap pada Stasiun Lebak Bulus. Kemudian disusul pada Stasiun Cipete Raya serta Stasiun Fatmawati.

Ilustrasi Stasiun MRT Fatmawati.

Ilustrasi Stasiun MRT Fatmawati.
Sumber : jakartamrt

Pembangunan MRT Jakarta dilakukan oleh pemerintah sebagai solusi mengatasi ketersediaan moda angkutan umum di Ibukota Negara Republik Indonesia itu. Diperkirakan dari sembilan juta penduduk Jakarta, lebih dari empat juta penduduk daerah sekitar Jabodetabek melakukan perjalanan ke dan dari kota Jakarta setiap hari kerja. Berbagai jenis moda transportasi umum yang saat ini tersedia di Jakarta hanya melayani sekitar 56 persen perjalanan yang dilakukan setiap hari. Kemacetan lalu lintas menjadi problem yang rumit akibat tidak sebandingnya pertambahan jumlah jalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Maka moda transportasi MRT merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya.

Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110.8 kilometer. Terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus – Kampung Bandan) sepanjang 23.8 kilometer dan Koridor Timur – Barat  sepanjang 87 kilometer. Jalur Selatan-Utara merupakan jalur yang pertama dibangun. Jalur ini akan menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dengan Kampung Bandan, Jakarta Utara.

Pengerjaan Jalur Selatan-Utara dibagi menjadi dua tahap pembangunan. Tahap I yang dibangun terlebih dahulu, menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai Bundaran HI, Jakarta Pusat sepanjang 15.7 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah).

Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan – Utara dari Bundaran HI sampai dengan Kampung Bandan sepanjang 8.1 kilometer. Tahap II akan mulai dibangun ketika tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.

Adapun Jalur Barat – Timur saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Jalur ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 – 2027.

PT Utomodeck menggunakan salah satu jenis atap terbaiknya untuk tiga stasiun yang dikerjakannya, yakni U-650. Sistem pemasangan atap ini tanpa menggunakan baut sehingga tidak melukai atap sama sekali dan mampu mengurangi resiko kebocoran pada overlap. Teknologi seaming pada overlap antar lembarannya yang menjadi keunggulannya sehingga tidak memerlukan baut.

Tinggi gelombang 100 milimeter menjadikan atap U-650 sangat efektif diaplikasikan pada bangunan dengan derajat kemiringan atap kecil, sampai 2 derajat. Atap dengan gelombang yang tinggi dapat mengalirkan genangan air hujan dengan lebih efektif. Atap U-650 dapat diaplikasikan untuk bangunan dengan bentang sangat lebar. Panjang atap ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat diproduksi tanpa sambungan. Jarak gording pada sistem rangka dapat mencapai tiga meter, sehingga menghemat biaya konstruksi.

Pekerjaan yang dilakukan PT Utomodeck pada tiga stasiun itu tidak hanya pemasangan atap beserta kelengkapannya, seperti talang. Tapi juga pemasangan ceiling atau plafon, cladding atau dinding. Masih pula dilengkapi insulasi, yakni material yang tidak saja berguna untuk efisiensi energi, tapi juga demi kenyamanan dari kebisingan.

PT Utomodeck juga melakukan pemasangan perangkat peralatan Fall Protection System (FPS), yakni sistem pengaman bagi para pekerja yang bekerja pada posisi yang tinggi, termasuk di atas atap, agar tidak jatuh. FPS belum banyak dikenal di dunia konstruksi Indonesia. Tapi PT Utomodeck sudah mengaplikasikannya di Bandara Ngurah Rai, Bali, serta Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

Pemasangan atap serta kelengkapannya juga dilakukan pada Platform Level dan Entrance (Pintu Masuk) 1, 2, 3, 4, dan 5 di Stasiun Lebak Bulus. Begitu juga pintu masuk 1, 2, 3, dan 4 di Stasiun Cipete Raya.

Selain itu juga dikerjakan pemasangan atap pada bangunan Incinerator di Depo D21-D25. Fuel Feeder Tank, Pump Room, serta bangunan Automatic Car Washing.

Pada bangunan Stasiun Lebak Bulus, luas atap dan plafon masing-masing 4.174,30 meter persegi.Sedangkan atap dan insulasi pada Platform Level dan Entrance Stasiun Lebak Bulus masing-masing 2.140,51 meter persegi.

Sedangkan pada bangunan Stasiun Cipete Raya luas atap dan plafon masing-masing 4.174,37 meter persegi. Untuk pintu masuknya luas atap serta insulasinya masing 524,49 meter persegi. Adapun bangunan Stasiun Fatmawati luas atap dan insulasi masing-masing 586,89 meter persegi.

Sumber: Data Utomodeck, MRT Jakarta, Wikipedia, kompas.com, CNN Indonesia.

Ilustrasi Stasiun MRT Cipete Raya.

Ilustrasi Stasiun MRT Cipete Raya.
Sumber : jakartamrt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *